![]() |
| Foto : MMF warga Dawuan Tengah korban pengeroyokan. |
Nuansametro.com - Karawang | Kasus dugaan pengeroyokan brutal yang menimpa MMF, warga Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, hingga kini belum menunjukkan kejelasan hukum. Korban kembali mendesak Polres Karawang agar segera menuntaskan laporan penganiayaan yang telah ia buat sejak Mei 2025.
MMF melaporkan dugaan pengeroyokan tersebut ke Polres Karawang pada 9 Mei 2025 dengan Nomor Laporan LP/B/561/V/2025/SPKT/POLRES KARAWANG/POLDA JAWA BARAT.
Ia mengaku dianiaya oleh tiga orang yang sebelumnya justru ia bantu untuk mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan.
Menurut MMF, konflik bermula dari persoalan uang yang diterimanya sebagai biaya pengurusan pekerjaan. Ia menegaskan siap bertanggung jawab dan mengembalikan uang tersebut, namun para terlapor disebut tidak memberikan waktu.
“Saya tidak lari dari tanggung jawab. Saya siap mengembalikan uang, tapi mereka tidak sabar,” ujar MMF.
Tak hanya dianiaya, korban juga mengaku diduga menjadi korban perampasan barang sebelum pengeroyokan terjadi.
Menurut MMF, barang yang diambil oleh terlapor dirumahnya adalah Enam unit handphone, televisi, mesin cuci, kulkas hingga kompor gas.
Foto : Korban MMF
Puncak kekerasan terjadi saat MMF dijemput di tempat kosnya. Ia mengaku tangan diikat, lalu dipukuli secara berulang di beberapa lokasi berbeda.
“Saya dijemput di kos, tangan saya diikat dan dipukuli. Setelah itu dibawa ke Pawarengan, dipukuli lagi sampai berdarah, lalu ke Perumahan Karang Mas, rumah salah satu terlapor,” ungkapnya.
Akibat penganiayaan tersebut, MMF mengalami luka serius di bagian pelipis hingga harus mendapatkan jahitan di Puskesmas. Namun ironisnya, setelah keluar dari fasilitas kesehatan, ia kembali mengaku dianiaya di dalam mobil.
Korban kemudian diturunkan di depan masjid saat warga tengah melaksanakan salat Jumat. Ketua RT ditempatnya tinggal menemukan MMF dalam kondisi terluka dan membawanya ke Kantor Desa Dawuan Tengah untuk mendapatkan perlindungan.
Namun, menurut MMF, kekerasan belum berhenti di sana. Ia mengaku kembali dipukuli di dalam salah satu ruangan di kantor desa tersebut.
“Di kantor desa saya masih dipukuli lagi di dalam ruangan,” katanya.
MMF menyebut saat kejadian di kantor desa, Kepala Desa Dawuan Tengah dan seorang anggota Bhabinkamtibmas berada di lokasi. MMF menduga keduanya mengetahui adanya penganiayaan tersebut.
![]() |
| Foto : MMF bersama ibunya saat diwawancarai nuansametro.com dirumahnya. |
“Pak kades dan pembina polisi ada di luar ruangan. Saya rasa mereka tahu saya dipukuli di dalam,” ucapnya.
Hingga kini, MMF berharap aparat penegak hukum dapat bertindak profesional dan menuntaskan kasus tersebut secara transparan, termasuk menindak pihak-pihak yang diduga terlibat maupun lalai.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Karawang, Cep Wildan, saat dikonfirmasi mengaku belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut. Ia menyatakan akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan penyidik.
“Siap Pak, saya tanyakan dulu ke penyidik,” ujarnya singkat.
Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama terkait dugaan kekerasan berlapis serta pertanyaan mengenai pengawasan aparat dan perangkat desa dalam melindungi warga dari tindak kekerasan.
• Red


0 Komentar