Headline News

Konsep “Pentahelix” Ala Kabid SDA Karawang Disorot, Proyek Sabuk Pantai Rp903 Juta Terancam Mangkrak

Foto ; Asep Agustian 


Nuansametro.com - Karawang | Konsep pentahelix yang sempat dielu-elukan Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Karawang, Aries Purwanto, kini justru menuai kritik tajam. Gagasan yang digadang-gadang sebagai simbol kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media itu kini dinilai hanya “indah di atas kertas” namun pincang dalam implementasi.

Sorotan publik memuncak setelah proyek pembangunan sabuk pantai atau penahan abrasi di Muara Pakisjaya, Kecamatan Pakisjaya dengan nilai kontrak Rp903.480.500 yang dikerjakan oleh CV Mazel Arnawama Indonesia (MAI) dilaporkan mengalami keterlambatan signifikan.
Padahal proyek yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2025 itu sudah berjalan sejak September 2025.

“Pentahelix Produk Mimpi”

Pengamat kebijakan publik sekaligus Ketua DPC Peradi Karawang, Asep Agustian, dengan nada geram menyebut konsep pentahelix yang digembar-gemborkan Aries hanyalah “mimpi kosong”.

“Inilah proyek pentahelix produk mimpi. Dia yang bangga-banggakan konsep itu, dia juga yang memilih pelaksana. Tapi hasilnya? Kualitas buruk, pelaksana lambat, dan proyeknya terancam gagal,” tegas Asep, Rabu (5/11/2025) pagi.

Asep—yang akrab disapa Askun—menyebut Aries keliru memposisikan diri antara akademisi dan teknisi.
Menurutnya, seorang akademisi berperan di tataran teoritis dan konseptual, sementara proyek infrastruktur membutuhkan ketelitian teknis yang matang.

“Anda itu akademisi, bukan teknisi. Ini proyek teknis yang butuh perhitungan di lapangan, bukan teori di ruang rapat. Dengan sisa waktu dua bulan, kalau proyek ini bisa selesai, itu sama saja seperti kisah Sangkuriang,” sindir Askun.

Ia pun menilai proyek sabuk pantai tersebut sudah “karut-marut” sejak tahap perencanaan hingga pengadaan material.

Desakan Mutasi Kabid SDA

Askun bahkan secara tegas meminta Bupati Karawang agar segera mencopot Aries dari jabatannya.

“Aries ini sudah tidak layak dan tidak pantas lagi duduk sebagai Kabid SDA. Bupati harus segera lepaskan dan mutasikan dia. Karawang butuh pejabat yang bukan sekadar pandai bicara,” pungkasnya.

Dinas PUPR Akui Keterlambatan, Kontraktor Terancam Putus Kontrak

Menanggapi isu tersebut, Kabid SDA Dinas PUPR Karawang, Aries Purwanto, tidak menampik adanya keterlambatan pekerjaan di lapangan.
Ia mengklaim pihaknya sudah memanggil pelaksana proyek untuk evaluasi.

“Kami sudah memberikan Surat Peringatan (SP) 1 kepada kontraktor. Kalau dalam sepekan progres fisik masih di bawah 10 persen, kontrak dengan CV MAI akan kami putus,” ujar Aries kepada wartawan.

Aries menyebut keterlambatan disebabkan faktor pasokan material dari pihak supplier yang tersendat. Namun, pernyataan itu belum cukup meredam kritik publik terhadap lemahnya pengawasan teknis di tubuh Dinas PUPR.

Konsep Hebat, Eksekusi Lemah

Kini, konsep pentahelix yang semula dielu-elukan sebagai formula kolaboratif menuju tata kelola pembangunan modern justru menjadi bumerang.
Alih-alih melahirkan sinergi, implementasinya di lapangan justru dinilai memperlihatkan lemahnya manajemen, lemahnya kontrol, dan lemahnya tanggung jawab.

Proyek sabuk pantai Pakisjaya menjadi cermin bahwa gagasan besar tanpa ketegasan dan profesionalitas hanya akan berakhir pada konsep indah tanpa hasil nyata.


• Kojek 

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Nuansa Metro