![]() |
| Foto : Seniman Sunda asal Karawang, Kang Cucu, tampil sebagai motor penggerak sebuah proyek budaya ambisius yang bertujuan merevitalisasi intelektualitas Karuhun (leluhur) Sunda. (Istimewa) |
Nuansametro.com - Karawang | Di tengah derasnya arus modernisasi yang sering kali menggerus kearifan lokal, seorang seniman Sunda asal Karawang, Kang Cucu, tampil sebagai motor penggerak sebuah proyek budaya ambisius yang bertujuan merevitalisasi intelektualitas Karuhun (leluhur) Sunda.
Proyek ini mengusung misi mulia: mengemas mantra, rajah, dan jangjawokan Sunda kuno dalam format musik dan video modern yang bisa diterima oleh generasi masa kini.
Dalam proyek terbarunya, Kang Cucu ingin membuktikan bahwa warisan lisan leluhur bukan hanya bagian dari masa lalu, tapi juga bisa menjadi inspirasi masa depan.
“Mantra dan rajah itu bukan sekadar kata-kata, tapi karya intelektual Karuhun yang sarat makna magis dan filosofis. Dulu digunakan untuk memohon keselamatan, berkah, dan perlindungan. Sekarang mulai dilupakan. Ini yang ingin saya ubah,” ujar Kang Cucu penuh semangat.
Dari Keresahan Pribadi ke Gerakan Kebudayaan
Inisiatif ini lahir dari keresahan pribadi Kang Cucu, yang prihatin melihat karya-karya lisan leluhur semakin tersingkir dari kesadaran masyarakat. Berbekal semangat pelestarian, ia mulai menggagas proyek budaya yang tidak hanya mempertahankan warisan, tetapi juga mengadaptasinya ke dalam bentuk yang lebih relevan dan menarik.
Setelah sukses menggandeng Bah Bapung dalam karya kolaboratif "Rajah Kalamangsa Pure Dalem", kini Kang Cucu memperluas fokusnya. Ia menyasar berbagai jenis mantra dan rajah Sunda, lalu mengemasnya menjadi karya seni audiovisual yang memadukan musik modern, narasi budaya, dan kekuatan visual.
Dua Pilar: Modernisasi dan Aksesibilitas
Ada dua pendekatan utama yang diusung Kang Cucu:
-
Modernisasi Kemasan
Teks-teks lisan yang sebelumnya dianggap kuno dan sulit dipahami, diolah menjadi musik kontemporer yang dinamis. Video klip estetik menjadi pendamping, menjadikan karya-karya ini layak tayang di platform digital dan media sosial. -
Aksesibilitas Makna
Tanpa menghilangkan unsur magis dan nilai filosofisnya, Kang Cucu memastikan bahwa makna rajah dan mantra leluhur bisa dipahami dan dinikmati oleh generasi muda, khususnya masyarakat Karawang.
“Kami ingin generasi muda bisa bangga dan paham bahwa leluhur kita dulu punya intelektualisme luar biasa—dengan cara mereka sendiri.”
Seruan Dukungan: Pemerintah dan Swasta Diminta Turut Bergerak
Meski digerakkan dengan semangat tinggi, Kang Cucu menyadari bahwa proyek sebesar ini tidak bisa berjalan sendiri. Ia menyerukan dukungan dari pemerintah daerah, Dinas Kebudayaan, dan sektor swasta, agar proyek pelestarian ini bisa terwujud secara maksimal.
“Kami sangat berharap Dinas Kebudayaan bisa lebih peka. Proyek ini bukan hanya untuk melestarikan budaya, tapi juga memperkuat identitas asli Karawang. Tanpa dukungan sponsor dan pemerintah, akan sulit berkembang,” tegasnya.
Harapan: Karya Karuhun, Bukan Sekadar Sejarah
Lewat proyek ini, Kang Cucu ingin menegaskan bahwa mantra dan rajah Karuhun adalah bentuk kreativitas tinggi yang magis dan layak dihormati. Ia berharap upayanya ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai, mempelajari, dan menyebarluaskan warisan budaya lokal.
“Karawang itu kaya. Budayanya luar biasa. Tapi kalau kita sendiri tidak peduli, siapa lagi yang akan menjaga?”
Proyek ini bukan hanya tentang kesenian, tetapi tentang kesadaran kolektif—bahwa di balik setiap mantra dan rajah, tersimpan identitas dan kebijaksanaan leluhur yang masih relevan di tengah dunia modern. Dan Kang Cucu, dengan segala keterbatasannya, telah memulai langkah besar.
Kini, tinggal menunggu siapa yang bersedia melangkah bersamanya.
• NP

0 Komentar