![]() |
| Foto : Drs. Saleh Effendi. |
Nuansametro.com - Karawang | Praktik pembinaan internal di lingkungan pemerintahan, khususnya melalui forum briffing staf, sering kali luput dari perhatian. Padahal, menurut Drs. Saleh Effendi, mantan Asisten Daerah II Bidang Pemerintahan Pemkab Karawang, briffing merupakan instrumen strategis dalam membangun efektivitas kerja dan solidaritas antar pegawai.
"Briffing itu bukan sekadar rutinitas. Ini media komunikasi yang sangat penting antara atasan dan bawahan. Tapi sayangnya, di banyak OPD (Organisasi Perangkat Daerah), kegiatan ini jarang dilakukan secara rutin dan terukur," ujar Saleh Effendi saat diskusi sekretariat AMKI Karawang, Rabu (8/10).
9 Fungsi Penting Briffing Menurut Saleh Effendi
Saleh menyampaikan bahwa briffing yang dijalankan secara konsisten memiliki sembilan manfaat utama yang seharusnya menjadi perhatian setiap pimpinan OPD, yaitu:
-
Menjalin komunikasi efektif antara atasan dan bawahan.
-
Memantapkan kinerja tim secara menyeluruh.
-
Sebagai media penyampaian informasi program kerja.
-
Menjadi forum evaluasi dan pelaporan berkala.
-
Wadah diskusi ide dan brainstorming.
-
Membangun kekompakan dan solidaritas tim.
-
Forum eselon II yang biasanya digelar setiap Senin untuk mengevaluasi capaian target dan pelaksanaan program.
-
Media penampung gagasan dan kreativitas pegawai.
-
Sarana komunikasi dan evaluasi yang rutin serta terukur di masing-masing OPD.
Menurutnya, briffing bukan hanya sekadar forum mendengarkan laporan, melainkan juga ruang partisipatif yang bisa menjadi sumber inovasi dari para staf.
Ia juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan briffing ke dalam budaya kerja birokrasi yang profesional.
"Pemerintahan yang efektif itu bukan hanya soal program dan anggaran. Tapi juga soal bagaimana pimpinan membangun komunikasi yang sehat dan konstruktif dengan bawahannya," tambahnya.
Perlu Komitmen Pimpinan OPD
Saleh berharap, para pimpinan OPD di Karawang bisa mulai memandang serius pentingnya briffing staf sebagai bagian dari sistem pembinaan yang berkelanjutan.
Terlebih dalam era birokrasi modern yang menuntut kecepatan, transparansi, dan kolaborasi.
Ia menegaskan bahwa briffing tidak harus berlangsung lama, cukup 15–30 menit secara rutin setiap minggu, dengan agenda yang jelas dan terarah.
"Lebih baik melakukan intensitas pembinaan kesadaran staff melalui media brieffing daripada ancaman," tegas Saleh.
Hal ini diyakini mampu mendorong pencapaian kinerja yang lebih baik serta membangun loyalitas dan motivasi kerja para pegawai.
• NP

0 Komentar