Nuansametro.com - Medan | Meski situasi keamanan di Provinsi Sumatera Utara tergolong kondusif, muncul kekhawatiran baru mengenai eksistensi kelompok berpaham terlarang yang masih aktif, meski kini tampil dengan wajah dan nama yang berbeda.
Aktivitas mereka menyusup ke tengah masyarakat melalui kegiatan keagamaan seperti tabligh akbar, dakwah, dialog, seminar, hingga diskusi terbuka, yang secara terselubung menyuarakan ideologi berbahaya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Majelis Dakwah Islamiyah (DPD MDI) Sumatera Utara, M. Ikbal Parinduri, mengingatkan pemerintah dan aparat penegak hukum untuk tidak meremehkan keberadaan kelompok-kelompok ini.
Menurutnya, jika tidak ditangani sejak dini, penyebaran paham terlarang ini berpotensi menimbulkan masalah serius seperti intoleransi, radikalisme, bahkan terorisme.
"Paham-paham semacam ini harus segera diidentifikasi dan ditangani dengan pendekatan yang tepat. Jangan sampai kita lengah, karena dampaknya bisa sangat merusak tatanan kehidupan berbangsa," tegas Ikbal Parinduri, yang menjabat Ketua DPD MDI Sumut periode 2019–2025.
Lebih lanjut, Ikbal mengajak seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara untuk memperkuat rasa nasionalisme sebagai benteng utama menghadapi segala bentuk ancaman terhadap keutuhan NKRI.
Ia juga mendorong adanya sinergi dan kolaborasi antara tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas, dan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas keamanan dan kedamaian di wilayah Sumatera Utara.
"Komunikasi dan kolaborasi yang efektif antar elemen masyarakat sangat penting agar Sumatera Utara tetap aman, damai, dan bebas dari pengaruh ideologi yang bertentangan dengan Pancasila," tambahnya.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang menjanjikan perubahan namun mengarah pada perpecahan.
Peran aktif warga dalam menjaga ketertiban dan melaporkan hal-hal mencurigakan sangat dibutuhkan demi terciptanya situasi kamtibmas yang harmonis.
• Red
0 Komentar