Foto : Rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga yang digelar di Ruang Nakula A, Kemenko Polhukam.
Nuansametro.com - Jakarta | Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menegaskan kesiapan Kementerian Agama (Kemenag) dalam menghadapi potensi dampak sosial-keagamaan dari konflik Iran-Israel terhadap stabilitas nasional.
Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga yang digelar di Ruang Nakula, Gedung A, Kemenko Polhukam, Kamis (26/6/2025).
Rapat yang dipimpin langsung oleh Wakil Menko Polhukam, Lodewijk Freidrich Paulus, merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengantisipasi dampak konflik Timur Tengah yang bisa memicu ketegangan di dalam negeri.
“Isu ini sudah mengarah ke isu agama, dan sasarannya adalah ormas keagamaan, tokoh agama, serta pemuda. Maka Kemenag harus mengambil peran,” tegas Romo Syafi’i.
Ia menekankan bahwa konflik di Timur Tengah, terutama yang melibatkan Iran dan Israel, bisa memicu polarisasi di masyarakat Indonesia jika tidak dikelola secara bijak.
Karena itu, Kemenag siap merancang langkah strategis yang berlandaskan penguatan moderasi beragama dan pendekatan yang inklusif.
Menurut Romo Syafi’i, pendekatan deradikalisasi harus dilakukan secara lembut, dialogis, dan merangkul semua pihak, bukan dengan cara konfrontatif.
“Masalah ini bisa membangkitkan kelompok-kelompok radikal jika tidak ditangani dengan pendekatan yang tepat. Kita perlu hadir untuk mengakomodasi umat dan mendorong narasi kebangsaan yang damai, termasuk di ruang-ruang digital,” ujarnya.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga strategis, seperti Kemendagri, Kemenlu, Kemenhan, Kemensos, Kemendikbudristek, Kemenkominfo, BIN, BNPT, BSSN, KSP, Kantor Staf Presiden, Mabes TNI, dan Mabes Polri.
Langkah kolaboratif lintas sektor ini menjadi bukti bahwa pemerintah serius dalam menjaga kerukunan dan mencegah berkembangnya radikalisme di tengah masyarakat Indonesia yang plural.
• Rls/Red
0 Komentar