Nuansametro.com - Deli Serdang | Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sumatera Utara, dinamika internal partai mulai menghangat. Salah satu suara yang mencuri perhatian datang dari Ketua DPC Ormas MKGR Kabupaten Deli Serdang, Gandhy Panigoro, yang menyuarakan pentingnya arah baru dalam kepemimpinan Golkar Sumut.
Menurut Gandhy, Musda kali ini bukan sekadar rutinitas politik lima tahunan, tetapi momentum strategis untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar sebagai kekuatan politik yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan pembangunan di Sumatera Utara.
“Pemerintahan Gubernur Bobby Afif Nasution adalah simbol perubahan. Golkar harus tampil sebagai mitra strategis, bukan hanya pengamat atau bahkan lawan arah,” tegas Gandhy kepada awak media, Rabu (5/6).
Ia menekankan bahwa Golkar Sumut ke depan harus dipimpin oleh sosok yang tidak hanya kuat secara struktur partai, tapi juga matang dalam membaca arah kebijakan dan semangat pembangunan yang dibawa pemerintah provinsi.
Kepemimpinan tersebut, menurutnya, harus menjunjung tinggi prinsip PDLT Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela.
Dukung Hendriyanto Sitorus, Gandhy Sebut Figur Ideal Golkar Sumut
Dalam pandangannya, Gandhy menyebut nama Hendriyanto Sitorus Ketua DPD Golkar Labuhanbatu Utara sekaligus Bupati aktif sebagai figur yang layak menahkodai Golkar Sumut.
“Langkah DPD Golkar Labura yang mendukung Hendriyanto menunjukkan ketajaman intuisi politik kader di akar rumput. Ini bukan sekadar soal dukungan personal, tapi pilihan rasional untuk menjaga marwah partai,” ungkapnya.
Menurut Gandhy, Hendriyanto adalah contoh pemimpin muda yang bisa menjembatani semangat perubahan di pusat dengan kepentingan lokal.
Ia yakin, di bawah kepemimpinan yang tepat, Golkar dapat kembali menjadi motor penggerak pembangunan, bukan sekadar pelengkap kekuasaan.
MKGR Tak Diakomodir, Gandhy Singgung Kepemimpinan Lama
Lebih lanjut, Gandhy menyoroti kondisi internal Golkar Deli Serdang yang dinilainya mengalami kemunduran budaya kolektif.
Ia menyayangkan tidak masuknya Ormas MKGR yang notabene merupakan ormas pendiri Golkar — dalam struktur DPD Golkar Deli Serdang saat ini.
“Ini preseden buruk. Untuk pertama kalinya dalam sejarah politik lokal Golkar, MKGR tidak diakomodir dalam struktur. Ini pertanda kepemimpinan sebelumnya telah abai terhadap semangat kekaryaan dan kultur gotong royong partai,” kata Gandhy.
Meski tidak berada dalam kepengurusan formal, ia menegaskan MKGR tetap memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan aspirasi dan mengingatkan arah perjuangan partai agar tetap selaras dengan cita-cita besar Golkar.
Musda Harus Jadi Panggung Kontestasi Sehat dan Bermartabat
Menutup pernyataannya, Gandhy menyerukan agar Musda Golkar Sumut digelar secara sehat, terbuka, dan bermartabat, tanpa intrik yang memecah belah.
“Golkar harus kembali ke khitahnya sebagai partai kader dan partai rakyat. Musda ini adalah kesempatan emas untuk mempertegas bahwa Golkar bukan alat politik segelintir orang, tapi kekuatan yang siap bersinergi demi masa depan Sumut yang lebih baik,” pungkasnya.
• RN
0 Komentar