Foto : Direktur Eksekutif Terstai Institut, Yanto.
Nuansa Metro – Tangerang | Persoalan pengelolaan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Hingga saat ini, belum ada daerah yang benar-benar berhasil mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang sempurna.
Hal ini terutama terasa di kota-kota besar, termasuk Kabupaten Tangerang, yang terus mengalami peningkatan timbulan sampah seiring pertumbuhan jumlah penduduk.
Direktur Eksekutif Terstai Institut, Yanto, mengungkapkan bahwa tantangan dalam pengelolaan sampah memerlukan kolaborasi dari seluruh sektor, tidak hanya pemerintah.
"Untuk mengatasi pencemaran sampah, hal paling mendasar yang harus dilakukan adalah menanamkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya," ujar Yanto, yang juga mantan Ketua SEMMI Tangerang.
Menurutnya, kesadaran ini harus ditanamkan melalui peran aktif pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
Ia juga menegaskan bahwa kesalahan dalam pengelolaan sampah tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah daerah.
"Pembagian kewenangan sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008. Pemerintah desa, kecamatan, hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) memiliki porsi masing-masing yang perlu dipahami bersama," lanjutnya.
Yanto juga menyoroti keterbatasan anggaran sebagai hambatan utama dalam pengelolaan sampah. Ia membandingkan alokasi anggaran di Kabupaten Tangerang dengan Kota Tangerang.
"Volume sampah di Kabupaten Tangerang mencapai 3.000 ton per hari, dua kali lipat dari Kota Tangerang yang hanya 1.500 ton. Namun, alokasi anggarannya hanya 0,6% dari APBD, sementara Kota Tangerang mengalokasikan 2% dari APBD-nya," ungkapnya.
Padahal, menurut Yanto, alokasi anggaran ideal untuk pengelolaan sampah seharusnya berada di angka 3% dari APBD.
Meski demikian, Yanto mengapresiasi upaya DLHK Kabupaten Tangerang yang dinilainya semakin membaik dari tahun ke tahun. Ia melihat adanya perubahan strategi dalam penanganan sampah yang kini lebih menyeluruh.
"Dulu, penanganan hanya berfokus pada hilir dengan rencana pembangunan PLTSa di TPA oleh pihak ketiga. Sekarang, ada upaya menangani sampah di tingkat menengah melalui teknologi baru di TPS3R," jelasnya.
Yanto berharap perubahan arah kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan pelaku industri, agar pengelolaan sampah bisa dimulai dari hulu dan berjalan lebih efektif.
• ZuL
0 Komentar