Headline News

May Day Bukan Sekadar Libur, Perjuangan Buruh Belum Selesai!

Foto : Ujang Suhana, SH.

Nuansa Metro - Karawang | Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei, Ujang Suhana — seorang mantan buruh dan tokoh pergerakan buruh di Kabupaten Karawang menyampaikan pesan mendalam tentang makna dan pentingnya Hari Buruh bagi seluruh pekerja di Indonesia dan dunia.

Sebagai mantan anggota Dewan Pengupahan Kabupaten Karawang, mantan Ketua PUK, mantan Wakil Ketua PC RTMM SPSI, serta mantan pengurus DPC K SPSI Kabupaten Karawang, Ujang Suhana menegaskan bahwa May Day bukan sekadar seremoni, melainkan momen untuk mengingat perjuangan panjang para buruh dalam memperjuangkan hak dan keadilan sosial.

Makna May Day: Lebih dari Sekadar Hari Libur

Menurut Ujang, May Day memiliki tiga makna utama:

  1. Perjuangan Hak-Hak Buruh

    • Keadilan Sosial: Buruh berjuang demi upah yang layak, jam kerja manusiawi, dan kondisi kerja yang aman.

    • Solidaritas Global: May Day menjadi simbol solidaritas pekerja lintas negara yang bersatu dalam perjuangan hak-haknya.

  2. Peringatan Sejarah

    • Kerusuhan Haymarket 1886: Akar sejarah May Day bermula dari demonstrasi buruh di Chicago yang menuntut jam kerja 8 jam sehari.

    • Pengorbanan Buruh: Hari ini juga menjadi penghormatan atas mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi masa depan buruh yang lebih baik.

  3. Makna Kontemporer

    • Perjuangan yang Belum Usai: Di era globalisasi, buruh masih menghadapi tantangan baru seperti fleksibilitas kerja yang eksploitatif dan perlindungan hak yang melemah.

    • Kesadaran Kolektif: May Day menjadi pengingat pentingnya meningkatkan kesadaran publik terhadap hak-hak buruh.

Landasan Hukum di Indonesia

Ujang juga menekankan bahwa meskipun May Day tidak secara spesifik diatur dalam satu undang-undang tersendiri, namun pelaksanaannya merujuk pada sejumlah regulasi penting, seperti:

  • UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mengatur hak dan kewajiban pekerja.

  • Keputusan Presiden yang menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional.

Pesan Perjuangan: Buruh Tak Akan Pernah Diam

“Selama masih ada buruh, perjuangan tidak akan pernah berhenti. Ini bukan hanya soal Karawang, tapi tentang seluruh Indonesia dan dunia. Kita masih melawan ketimpangan, feodalisme, dan kapitalisme global,” tegas Ujang.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung perjuangan buruh, tidak hanya saat May Day, tetapi setiap hari.

Di tengah dinamika ketenagakerjaan modern, suara dan semangat seperti yang disampaikan oleh Ujang Suhana menjadi pengingat bahwa perjuangan buruh adalah perjuangan kemanusiaan. 

May Day bukan hanya milik buruh, tapi milik semua yang percaya pada keadilan, solidaritas, dan martabat manusia.


• NP 

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Nuansa Metro