Kasus ini mencuat setelah akun Instagram @ppdsgramm membagikan tangkapan layar laporan dugaan pemerkosaan oleh dua residen anestesi terhadap seorang anggota keluarga pasien. Unggahan itu kemudian viral setelah disebarkan ulang oleh akun X @txtdarijasputih dan telah ditonton jutaan kali.
Dalam kronologinya, korban yang merupakan anak dari pasien ICU dibujuk oleh pelaku untuk mengikuti prosedur percepatan crossmatch darah. Ia kemudian dibawa ke lantai 7 gedung baru RSHS yang masih kosong, diminta memakai baju pasien, dan dipasangi infus berisi midazolam, obat penenang.
Pelecehan diduga terjadi tengah malam dan korban baru sadar sekitar pukul 4 atau 5 pagi dalam kondisi lemas. Hasil visum menunjukkan adanya jejak sperma pada tubuh korban dan di lokasi kejadian yang kini telah dipasangi garis polisi.
Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, menyatakan dukungannya terhadap langkah Kemenkes. Menurutnya, penghentian sementara ini seharusnya dimaknai sebagai penghentian fungsi rumah sakit sebagai tempat pendidikan, bukan penghentian program pendidikan itu sendiri.
"Karena kalau menghentikan pendidikan, itu wewenang universitas," ujarnya dalam video resmi Unpad.
Kasus ini turut disoroti oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani. Ia mengecam keras tindakan pelaku dan menyebutnya sebagai bentuk kekerasan seksual yang tak bisa ditoleransi, terlebih terjadi di lingkungan rumah sakit yang seharusnya aman bagi semua.
“Ini bukan sekadar pelanggaran etika, tapi kejahatan yang harus diproses secara adil tanpa pandang bulu. Korban harus dilindungi,” tegas Netty dalam keterangannya, Sabtu (12/4).
Ia juga menyoroti lemahnya sistem pengawasan terhadap peserta PPDS dan mendorong adanya perbaikan sistemik, termasuk evaluasi menyeluruh terhadap seluruh rumah sakit pendidikan di Indonesia.
“Kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan harus dijaga. Tidak boleh ada toleransi terhadap pelaku kekerasan seksual,” lanjutnya.
Netty juga meminta Komisi IX memanggil Kemenkes dan FK Unpad untuk meminta klarifikasi serta mendorong pembenahan sistem pendidikan dokter spesialis.
Ia menekankan pentingnya membangun lingkungan belajar dan kerja yang aman, serta memastikan pendampingan psikologis bagi korban.
“Para residen adalah mahasiswa yang dibina secara akademik dan etik oleh FK Unpad. Maka pembinaan karakter, profesionalisme, dan etika harus menjadi perhatian utama institusi pendidikan,” pungkasnya.
• Dispi
0 Komentar