Nuansa Metro - Lebak | Di tengah gencarnya program bantuan sosial, satu keluarga di Kampung Cimanggu, RT 002/RW 003, Desa Sukasenang, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, justru masih hidup dalam kondisi yang jauh dari layak. Marpah, seorang ibu yang tinggal bersama anak-anaknya, terpaksa bertahan di rumah berdinding anyaman bambu yang sudah lapuk dan berlubang.
Rumah yang mereka huni hanya memiliki dinding separuh, itupun dalam kondisi rusak. Saat hujan turun atau malam tiba, hawa dingin langsung menyusup ke dalam rumah, membuat mereka harus terbiasa hidup dalam ketidaknyamanan.
Puluhan Tahun Hidup Tanpa Bantuan
Marpah mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Beberapa tahun lalu, rumahnya sempat diperbaiki, tetapi karena hanya menggunakan material seadanya, yakni bambu, rumah tersebut kembali rusak dalam waktu singkat.
Yang lebih memilukan, hingga saat ini, ia belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik dari tingkat desa maupun kabupaten.
Harapan untuk Perhatian Pemerintah
Dudi, perwakilan dari Ormas GAIB 212 PAC Kecamatan Sobang, turut menyoroti kondisi ini. Ia menyayangkan masih adanya warga yang tinggal di rumah tak layak huni di Kabupaten Lebak, khususnya di Desa Sukasenang.
Menurutnya, pemerintah desa seharusnya lebih peka terhadap kondisi warganya. Ia bahkan meminta Inspektorat Kabupaten Lebak untuk memeriksa alokasi anggaran desa, khawatir jika dana yang seharusnya untuk masyarakat malah tidak tepat sasaran.
Minim Respons dari Pemerintah Desa
Upaya untuk mengonfirmasi pihak pemerintah Desa Sukasenang masih menemui kendala. Saat wartawan mencoba menghubungi melalui WhatsApp, tidak ada respons yang jelas dari pihak desa, seolah-olah enggan memberikan jawaban.
Kondisi seperti ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah daerah Kabupaten Lebak. Jangan sampai ada warga yang terus hidup dalam keterbatasan, sementara program bantuan terus digulirkan tanpa menyentuh mereka yang benar-benar membutuhkan.
Laporan: Zul
0 Komentar