Headline News

Miris! Rumah Hampir Ambruk, Janda Tua di Kabupaten Tangerang Harapkan Bantuan Pemerintah


Foto : Rumah nyaris roboh milik Mak Eyah (50) seorang janda tua dengan dua anak.

Nuansa Metro - Kabupaten Tangerang | Di tengah gencarnya pembangunan dan kemajuan di berbagai sektor, masih ada warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Salah satunya adalah Eyah (50), seorang janda dengan dua anak laki-laki yang tinggal di Kampung Salimah, RT 15 RW 05, Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Banten. Rumah peninggalan orang tuanya kini nyaris roboh dan tak layak huni.

Dengan pekerjaan sebagai buruh harian lepas, Eyah tak memiliki cukup dana untuk memperbaiki tempat tinggalnya. Saat hujan deras disertai angin kencang, ia mengaku hanya bisa menangis dan memilih tidur di dapur karena takut rumahnya ambruk.

"Saya berharap pemerintah desa dan kabupaten bisa membantu memperbaiki rumah ini agar saya bisa tidur dengan nyaman dan aman," ujar Eyah dengan penuh harap.

Bantuan Harus Tepat Sasaran

Kondisi ini mengundang perhatian berbagai pihak. Raden Oji, seorang pemerhati publik dan wartawan, menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terhadap warga yang benar-benar membutuhkan bantuan.

"Jangan sampai bantuan hanya diberikan kepada mereka yang dekat dengan pejabat atau memiliki koneksi tertentu. Yang benar-benar membutuhkan harus diprioritaskan. Miris rasanya melihat kondisi ini di tengah klaim Indonesia sebagai negara maju," tegasnya.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebenarnya telah menjalankan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sejak 2023. 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni, mengurangi kemiskinan ekstrem, serta menata kawasan kumuh. Namun, distribusi bantuan di daerah masih menjadi tantangan.

Peran Pemerintah Daerah dan Swasta

Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah pusat, tetapi juga peran aktif pemerintah daerah. Raden Oji menegaskan bahwa dana APBD seharusnya bisa dialokasikan untuk memperbaiki rumah tidak layak huni tanpa harus menunggu bantuan dari APBN.

Selain itu, sektor swasta juga bisa berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Perguruan tinggi pun dapat berperan dalam pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan rumah layak huni.

Kisah Eyah hanyalah salah satu potret dari banyaknya warga yang masih tinggal dalam kondisi tidak layak. Sudah seharusnya pemerintah dan pihak terkait bergerak cepat sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai bantuan baru datang setelah rumah benar-benar ambruk.



• ZuL 

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Nuansa Metro