Nuansa Metro - Jakarta | Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) terus memperluas jangkauan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga mencakup seluruh 38 provinsi di Indonesia. Dalam kurun waktu satu setengah bulan sejak peluncuran, program ini kini telah melayani lebih dari 2 juta penerima manfaat di berbagai daerah.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, setelah melaporkan perkembangan program kepada Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2).
"Alhamdulillah, hari ini program MBG sudah berjalan di 38 provinsi. Papua Tengah baru mulai hari ini, dan kita juga menambah 117 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Dengan demikian, totalnya kini mencapai 693 satuan pelayanan," ujar Dadan dalam keterangannya.
Tetap Berjalan Selama Ramadan dengan Penyesuaian
Selama bulan Ramadan, program MBG tetap berjalan dengan sejumlah penyesuaian agar tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Makanan akan diberikan kepada anak-anak untuk dibawa pulang dan dikonsumsi saat berbuka bagi yang berpuasa.
"Kalau sekolah masuk, program tetap berjalan, tetapi mekanismenya berbeda. Makanan akan diberikan untuk dibawa pulang. Yang berpuasa bisa memakannya saat berbuka, sementara yang tidak puasa bisa mengonsumsinya di rumah atau di sekolah secara lebih tertutup," jelas Dadan.
Selain itu, jenis makanan yang diberikan selama Ramadan juga mengalami penyesuaian agar lebih tahan lama. Menu yang disiapkan mencakup susu, telur rebus, kurma, kue kering, dan buah. Sesekali, anak-anak juga akan mendapatkan bubur kacang hijau atau kolak, dengan tetap memperhatikan keseimbangan gizi yang mencakup protein, karbohidrat, dan serat.
Edukasi Disiplin dan Ramah Lingkungan
Salah satu inovasi dalam program MBG adalah penggunaan kemasan ramah lingkungan yang harus dikembalikan oleh anak-anak setiap harinya.
"Kita uji coba di Sukabumi. Anak-anak membawa pulang makanan dalam kantong khusus, dan keesokan harinya kantong tersebut harus ditukar dengan yang baru berisi makanan. Ini untuk mengurangi sampah sekaligus melatih kedisiplinan anak-anak," ungkap Dadan.
Program ini akan terus berlangsung hingga menjelang Idul Fitri, dengan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas distribusi makanan di seluruh daerah.
"Kami juga masih mempertimbangkan mekanisme distribusi di daerah non-Muslim. Akan dievaluasi apakah tetap menggunakan skema seperti daerah lainnya atau ada perlakuan khusus," tambahnya.
Dengan cakupan yang semakin luas dan strategi distribusi yang terus disempurnakan, program MBG diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pemerataan akses gizi bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak.
• Rls/Red
0 Komentar