Foto : Diori Parulian Ambarita (Tengah) korban penganiayaan
Nuansa Metro - Kabupaten Bekasi | Seorang jurnalis bernama Diori Parulian Ambarita, yang akrab disapa Ambar, menjadi korban dugaan penganiayaan oleh dua preman di Kampung Babelan, Bekasi, pada Kamis (2/1/2025) dini hari. Ambar, yang juga Pemimpin Redaksi (Pemred) ambaritanews.com dan anggota Himpunan Putra Putri Keluarga Besar TNI AD (HIPAKAD’63), mengalami tindak kekerasan saat tengah bekerja mengedit berita di rumah seorang teman.
Kejadian bermula saat Ambar menegur salah satu pelaku, Edo Siagian, yang berteriak di tengah malam. Namun, teguran tersebut tidak diterima dengan baik, sehingga situasi memanas. Pelaku mencekik leher Ambar dan memukul pipinya hingga menyebabkan memar.
“Saya hanya menegur dengan baik karena terganggu saat bekerja. Tapi mereka tidak terima,” ujar Ambar.
Ambar telah melaporkan insiden ini ke Polsek Babelan dengan nomor laporan LP/B/698/1/2025. Barang bukti berupa hasil visum yang menunjukkan luka memar di leher dan pipi juga telah diserahkan kepada polisi.
Dukungan dari HIPAKAD’63 dan PPWI
Insiden ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, mendesak aparat untuk segera menangkap pelaku.
“Ini adalah bentuk nyata premanisme yang tidak boleh dibiarkan. Polisi harus bertindak tegas,” tegas Wilson.
Sementara itu, organisasi HIPAKAD’63, yang menaungi Ambar, berkomitmen mengawal kasus ini hingga tuntas. Ketua tim hukum LKBH HIPAKAD’63, Drs. H. Achmad Zulzaini, SH., M.Si., menegaskan bahwa tindakan ini mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan meminta aparat segera menangkap pelaku.
Polisi Dalami Motif
Saat ditanya apakah insiden ini terkait dengan rencana investigasi Ambar di Muaragembong, ia mengaku belum mengetahui pasti.
“Biar pihak kepolisian yang menyelidiki. Yang jelas, saya melaporkan karena mengalami tindak kekerasan,” katanya.
Kasus ini diduga melanggar Pasal 351 Jo. 352 KUHP tentang penganiayaan. Polisi kini tengah melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap motif di balik kejadian tersebut.
Pentingnya Perlindungan Wartawan
Kekerasan terhadap wartawan seperti yang dialami Ambar menyoroti perlunya perlindungan lebih bagi insan pers. Sebagai pihak yang kerap berada di garis depan melaporkan informasi kepada publik, wartawan sering menghadapi risiko dalam menjalankan tugasnya.
Ambar berharap kasus ini menjadi pelajaran agar tidak ada lagi kekerasan terhadap jurnalis di masa mendatang.
“Saya hanya menjalankan tugas saya. Kekerasan seperti ini seharusnya tidak terjadi,” pungkasnya.
• Rls/Red
0 Komentar