Nuansa Metro - Jakarta | Mahkamah Agung Republik Indonesia menggelar acara Refleksi Akhir Tahun di Ballroom Mahkamah Agung RI. Dengan tema “Integritas Kuat Peradilan Bermartabat”, kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pimpinan Mahkamah Agung, hakim, aparatur peradilan, hingga ratusan jurnalis yang aktif mengawal reformasi peradilan di Indonesia, Jum'at (27/12).
Hadir dalam acara ini Ketua Mahkamah Agung RI, Prof. Dr. Sunarto, S.H., M.H., Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non-Yudisial, Soeharto, S.H., M.Hum., serta jajaran pejabat Mahkamah Agung lainnya, termasuk Ketua Kamar, Panitera, Sekretaris Mahkamah Agung, serta pejabat eselon I dan II.
Momentum Evaluasi dan Penguatan Kolaborasi
Refleksi Akhir Tahun 2024 ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi capaian kinerja Mahkamah Agung sepanjang tahun, tetapi juga momen penting untuk mempererat hubungan antara lembaga peradilan dan media.
Ketua Mahkamah Agung menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki layanan peradilan agar semakin transparan, akuntabel, dan memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Media memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi yang akurat dan objektif kepada publik. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan masyarakat memahami upaya Mahkamah Agung dalam memperkuat sistem peradilan yang bermartabat,” ungkap Prof. Dr. Sunarto.
Kisah Luqman Al Hakim: Refleksi tentang Persepsi Publik
Dalam sesi yang dipandu oleh Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H., Hakim Yustisial pada Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung, peserta diajak merenungkan pentingnya memahami konteks dalam menilai suatu tindakan.
Dr. Riki membuka diskusi dengan sebuah kisah inspiratif tentang Luqman Al Hakim dan anaknya yang mendapat penilaian negatif dari masyarakat, baik saat menunggangi keledai maupun berjalan kaki.
“Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan, meskipun dilakukan dengan niat baik, bisa saja dipersepsikan negatif jika tidak ada pemahaman yang utuh mengenai konteksnya. Hal ini relevan dengan kinerja Mahkamah Agung, yang meskipun telah banyak meraih capaian, masih menghadapi tantangan persepsi publik,” jelas Dr. Riki.
Komitmen Berkelanjutan
Acara ini juga menjadi wadah untuk mendengarkan masukan dari jurnalis, yang selama ini berperan aktif dalam menyampaikan informasi mengenai sistem peradilan. Mahkamah Agung menegaskan bahwa refleksi tahunan ini adalah bentuk transparansi sekaligus ajakan untuk bersama-sama menjaga integritas peradilan.
Melalui evaluasi dan diskusi yang konstruktif, Mahkamah Agung berharap dapat terus meningkatkan kinerjanya demi mewujudkan sistem peradilan yang adil, transparan, dan bermartabat.
(Rls/Red)
0 Komentar