Nuansa Metro - Serang | Sudah tiga tahun berlalu sejak banjir besar melanda Kota Serang, Banten, pada 1 Maret 2022, namun beberapa korban banjir masih menanti bantuan pemerintah untuk memulihkan kehidupan mereka. Salah satunya adalah Yeti, warga Kaloran Pena, Kelurahan Lontar Baru, yang masih menunggu uluran tangan pemerintah untuk memperbaiki rumahnya yang rusak akibat banjir tersebut.
Yeti mengungkapkan rasa kecewanya, sudah tiga tahun sejak banjir terjadi, keluarganya belum pernah tersentuh bantuan dari pemerintah.
"Kami hanya pernah menerima bantuan sembako dari relawan. Program pemerintah seperti bedah rumah atau bantuan sosial lainnya sama sekali belum kami dapatkan.”ungkap Yeti.
Banjir yang kala itu menerjang Kota Serang tidak hanya menggenangi rumah-rumah warga, tetapi juga merusak bangunan. Tembok dan atap belakang rumah Yeti roboh diterjang arus, membuat keluarganya hidup dalam kondisi yang rentan.
"Kami ingin memperbaiki rumah, tapi dengan kondisi ekonomi saat ini, kami tidak mampu. Setiap malam, rasa takut masih sering menghantui karena rumah kami berdekatan dengan Kali Banten,” tambahnya.
Yeti dan keluarganya terus berharap adanya bantuan, baik dari pemerintah maupun para donatur, agar dapat merenovasi rumahnya dan kembali merasa aman.
“Kami hanya ingin rumah yang aman, agar rasa trauma dan ketakutan kami sedikit berkurang,” ucapnya.
Peristiwa ini menjadi perhatian dan pengingat bagi pihak terkait untuk memastikan bantuan merata dan tepat sasaran agar masyarakat terdampak banjir dapat segera pulih dan hidup layak kembali.
• Zul
0 Komentar