Nuansa Metro - Karawang | Seorang nelayan Muara Cilamaya, Turjaun (53), dikabarkan meninggal dunia setelah diduga tertabrak kapal tanker di perairan Muara Cilamaya, Sabtu (25/10/2024). Kejadian tragis ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga serta para nelayan di Muara Cilamaya. Komunitas nelayan dan Gema Cikamaya menyampaikan belasungkawa yang tulus atas musibah tersebut.
Ketua Gema Cikamaya, H. Elyasa Budianto, menyatakan bahwa Satpolairud Polres Karawang kini tengah menyelidiki identitas kapal tanker yang diduga terlibat dalam insiden ini.
“Peristiwa ini harus menjadi perhatian khusus Pemkab Karawang dan PT Jawa Satu Power. Sejak proyek PLTGU berdiri di Muara Cilamaya, nelayan terpaksa melaut hingga 67 mil (100 km) dari bibir pantai demi mendapatkan ikan. Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko, tetapi juga menambah beban biaya operasional karena semakin sulitnya menemukan ikan di dekat pantai,” kata Elyasa saat bertakziah di rumah almarhum Turjaun, Rabu (30/10/2024).
Dalam upaya memperjuangkan hak nelayan, Gema Cikamaya bersama para nelayan Muara Cilamaya berencana menghadiri sidang perdana gugatan class action di Pengadilan Negeri Karawang, Kamis esok. Elyasa menyebut, sekitar 200 orang akan hadir dalam aksi tersebut.
Tokoh nasional Said Didu dan WALHI juga diundang untuk menyuarakan dukungan, dengan orasi dari mobil komando yang telah disiapkan.
Elyasa menegaskan pentingnya kepekaan Pemkab Karawang serta kepala desa setempat terhadap nasib para nelayan Muara Cilamaya. Ia berharap, kepala desa tidak hanya sekadar meninjau lokasi dengan perahu tanpa ada tindakan konkret yang dapat membantu kesejahteraan nelayan.
Kejadian ini mempertegas tantangan berat yang dihadapi nelayan Muara Cilamaya. Mereka berharap pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait segera mengambil langkah nyata untuk melindungi keselamatan serta kesejahteraan para nelayan yang kini menghadapi risiko besar demi mencari nafkah di lautan.
• IRF
0 Komentar