Nuansa Metro - Tangerang | Masih maraknya truk tanah yang beroperasi di luar jam yang ditentukan mendorong Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Tangerang bersama masyarakat menggelar aksi di Jalan Selembaran, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin (28/10/2024).
Aksi ini merupakan wujud kegeraman warga atas pelanggaran jam operasional truk tanah yang berdampak pada keselamatan dan ketenangan lingkungan sekitar.
Koordinator aksi, Aditya Nugraha, menyatakan bahwa aksi kali ini menggambarkan keresahan masyarakat yang merasa terabaikan.
"Aksi ini menunjukkan bahwa masyarakat masih geram, sementara pemerintah tampak diam," ungkap Aditya, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum SEMMI.
Ia menyampaikan bahwa peserta aksi merupakan warga yang khawatir akan keselamatan di wilayah mereka, di mana truk tambang terus beroperasi tanpa memedulikan aturan waktu yang telah ditetapkan.
Dalam orasinya, Aditya menyampaikan tuntutan utama aksi ini, yaitu penegakan Peraturan Bupati (Perbup) No. 12 Tahun 2022 dan dorongan pembentukan Peraturan Daerah (Perda) yang lebih tegas terkait pembatasan jam operasional truk tanah.
"Banyaknya korban akibat pelanggaran ini dan lemahnya penegakan Perbup seharusnya menjadi alasan kuat bagi DPRD untuk segera membuat Perda yang lebih tajam," tegas Aditya.
Ketua Umum SEMMI Tangerang, Indri Damayanthi, juga mempertanyakan komitmen DPRD dalam melindungi masyarakat Kabupaten Tangerang.
"Jika DPRD tidak bersikap, lalu kemana masyarakat harus mengadu?" tanyanya saat berorasi.
Dalam aksi ini, SEMMI Tangerang juga menyerukan “Darurat Mobil Tanah” sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat terdampak. Mereka bertekad akan terus mengawal isu ini hingga pemerintah benar-benar menegakkan Perbup yang ada dan menyusun Perda yang tegas terkait jam operasional truk tanah.
Aksi ini menjadi pesan tegas kepada pihak-pihak terkait agar segera menindaklanjuti keresahan warga, mengingat ancaman terhadap keselamatan masyarakat akibat truk yang melanggar jam operasional terus meningkat.
• Zul
0 Komentar