Nuansa Metro - Tangerang | Aktivitas galian tanah di Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, terus menuai protes dari warga setempat. Warga menilai, kegiatan ini telah merusak lingkungan dan membahayakan keselamatan mereka. Ironisnya, meski keluhan telah disampaikan berulang kali, pemerintah setempat dianggap lamban menanggapi permasalahan ini.
Seorang warga Desa Kemiri, yang rumahnya dekat dengan lokasi galian, menyatakan bahwa aktivitas galian tanah tersebut menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, terutama jalan.
"Setiap hari truk besar berlalu-lalang mengangkut tanah, jalan jadi rusak parah. Debu tebal menyelimuti area sekitar, dan saat hujan turun, jalan berubah menjadi lumpur yang licin. Ini sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak yang harus melewati jalan ini untuk pergi ke sekolah," ujar warga tersebut pada Minggu (15/9/2024).
Tak hanya masalah infrastruktur, warga juga mengkhawatirkan dampak lingkungan yang lebih luas. Lahan-lahan yang digali kini dipenuhi lubang-lubang besar, tanpa adanya upaya reklamasi atau perbaikan. Kondisi ini menimbulkan risiko jangka panjang bagi ekosistem dan tata air setempat.
Meski protes terus disuarakan, warga merasa bahwa pihak kecamatan seakan tutup mata terhadap aktivitas ini. Mereka menduga adanya perlakuan istimewa yang diberikan kepada pihak pelaku galian tanah, sehingga aktivitas tersebut terus berlangsung tanpa kendala.
Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas sebelum dampak dari aktivitas galian ini semakin meluas.
"Kami hanya ingin lingkungan kami aman dan sehat. Jangan sampai ada korban jiwa dulu baru ada tindakan," tegas salah satu warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah kecamatan belum memberikan pernyataan resmi terkait keluhan warga ini. Warga berharap suara mereka segera didengar dan ada solusi nyata untuk menghentikan kerusakan yang lebih parah.
Reporter : ZuL/Red