Nuansa Metro - Karawang | Perayaan Hari Jadi Kabupaten Karawang yang ke-391 berlangsung meriah dengan sebuah acara spektakuler yang berhasil memecahkan rekor MURI. Pemerintah Kabupaten Karawang menampilkan peta terbesar yang terbuat dari 1.700 nasi tumpeng, yang disusun di depan Plaza Pemda Karawang. Acara ini sukses menarik perhatian banyak pihak, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Namun, di balik kemegahan dan pencapaian rekor tersebut, muncul kontroversi yang mencuat di kalangan masyarakat. Sorotan tajam tertuju pada pemborosan makanan dalam acara tersebut, di mana nasi tumpeng yang seharusnya dapat menjadi sumber nutrisi bagi masyarakat justru terbuang sia-sia.
Berbagai video yang memperlihatkan nasi tumpeng dibuang ke tempat sampah pun viral di media sosial, memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Iwan, seorang warga Karawang, menyuarakan kritiknya melalui grup WhatsApp SMSI Kabupaten Karawang.
“Lila teuing di lapangan, kepanasan sigana jadi basi,” ungkapnya dalam bahasa Sunda, yang berarti “Terlalu lama di lapangan, sehingga menjadi basi.”
Tak hanya Iwan, aktivis Desa Sumurgede, Kang Ali Age, juga mengutarakan kekecewaannya. Menurutnya, tindakan pemerintah dalam memecahkan rekor MURI dengan cara tersebut sangat menyakitkan bagi masyarakat yang masih menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok.
"Sungguh sangat keterlaluan pemerintah ini, demi mengejar rekor MURI, mereka lupa ada banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan. Pemborosan makanan ini sangat tidak patut dan sangat Allah benci," ujar Kang Ali dengan nada jengkel.
Kontroversi ini memancing perdebatan di kalangan masyarakat, yang menilai acara tersebut lebih mengutamakan pencapaian simbolis daripada kepedulian terhadap kondisi masyarakat yang masih banyak berjuang untuk bertahan hidup.
Meski begitu, hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Karawang terkait kritik yang dilontarkan oleh warga. Di tengah kemeriahan acara tersebut, kontroversi ini menjadi catatan penting tentang pentingnya kebijakan yang lebih bijak dan berkelanjutan, terutama dalam penggunaan sumber daya yang berharga seperti makanan.
• Red