Nuansa Metro - Karawang | Peristiwa persekusi dan pengeroyokan yang melibatkan sekelompok orang tidak dikenal baru-baru ini mengundang reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan ulama dan tokoh masyarakat. Mahar, mantan Ketua GP Ansor Karawang Timur dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut, terutama karena salah satu korban adalah Kiai Asep, yang juga merupakan sahabat dekatnya.
Melalui sambungan telepon dengan redaksi, Mahar menyampaikan bahwa tindakan persekusi dan kekerasan semacam ini tidak dibenarkan baik dalam hukum negara maupun hukum agama.
"Ini tidak bisa diterima, apalagi jika korbannya adalah seorang ulama," ungkap Mahar yang biasa disapa Kang Mahar dengan nada geram.
Kang Mahar, yang memiliki sejarah panjang dalam organisasi NU, menambahkan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan beberapa anggota Banser dan GP Ansor yang turut merasa prihatin.
"Saya sudah tidak aktif dalam kepengurusan NU, tetapi saya tetap merasa sebagai bagian dari keluarga besar NU. Kami harus setia menjaga para ulama," tegasnya.
Menyikapi situasi yang kian memanas, Kang Mahar mengaku telah berkoordinasi dengan Ketua PCNU dan beberapa pengurus lainnya untuk meredam potensi konflik yang lebih besar. Ia juga memantau perkembangan di media sosial dan di lapangan, di mana muncul tanda-tanda gerakan solidaritas yang dikhawatirkan bisa memperkeruh situasi.
“Saya berharap pihak kepolisian segera bertindak cepat dan menangkap para pelaku sebelum kejadian ini menyebar luas dan mengganggu kondusifitas Karawang. Siapapun pelakunya, harus ditangkap," tandasnya.
Kang Mahar juga menghimbau masyarakat, terutama warga NU, untuk tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwajib. Ia berharap, dengan adanya tindakan tegas dari polisi, stabilitas di Karawang dapat segera dipulihkan.
• Red