Nuansametro.co.id - Bekasi
Diduga khawatir terkuak atas kesalahan yang dilakukannya, Kepala SMAN 1 Sukatani Kabupaten Bekasi selalu menghindari kedatangan wartawan yang akan melakukan konfirmasi.
Dengan sikap kepala sekolah tersebut, tentunya menimbulkan kecurigaan mendalam terhadap kondisi yang terjadi dilingkungan SMAN 1 Sukatani selama ini. Pasalnya setiap pergantian pejabat kepala sekolah di SMAN 1 Sukatani, diduga tak lepas dari kongkalingkong main mata untuk menutupi sesuatu yang berbau KKN.
Munah Widiawati, S.Pd. M.Pd Kasek SMAN 1 Sukatani yang akrab dipanggil Mumun hampir tidak bisa di temui awak media, segudang alasan yang dititipkan ke penjaga sekolah, Mumun menutupi rapat semua informasi diduga karena takut kebobrokannya di bongkar habis, yaitu, mulai dari menjual baju seragam dan biaya Study Tour yang super wah diduga guna memperkaya diri.
Tak hanya itu, berdasarkan pantauan Nuansametro.co.id, Humas SMAN 1 Sukatani Jaji, juga sulit ditemui oleh awak media. Sekalipun ada Jaji terkesan menghindar dengan seribu alasan dan kerap kali bersikap arogan bak preman pasar. Mungkin ia bermaksud agar para awak media bergegas meninggalkan sekolah.
Hal tersebut pun menambah kuat dugaan permainan kongkalikong antara kepsek, Humas serta penjaga sekolah guna menutup nutupi kebobrokan yang berbau korupsi.
Dalam hal ini, Ketua LSM Komite Masyarakat Peduli Indonesia (KOMPI), Ergat Bustomi, memberikan komentar pedas terkait dugaan kongkalikong di SMAN 1 Sukatani. Menurutnya, pihaknya tak segan akan melaporkan ke pihak terkait dan saber pungli.
"Kami siap melaporkan pihak Oknum sekolah SMAN 1 Sukatani kabupaten Bekasi kepada insitusi hukum terkait dan ke saber pungli, terkait adanya dugaan pelanggaran dan mengangkangi peraturan menteri pendidikan (Permendikbud) No.45 tahun 2014 Pasal 4 Ayat 2 tentang pengadaan seragam sekolah tidak boleh dikaitkan dengan pelaksanan penerimaan peserta didik baru atau kenaikan kelas", Tegas Ergat Bustomi.
• Ayub